Revenue

Sabtu, 02 Juni 2012

BAMBU RUNCING


I
Asap-asap putih kekuningan yang berlarian itu
Telah membutakan langit beta
Udara penuh debu dan belerang yang berhamburan
Mata berdarah, tanah air bernanah dan semangat
Yang tak boleh punah dalam dada
Maka luka dari debu dan derita yang diakibatkan
Asap-asap  menjenuhkan
Telah menjadi bambu runcing  yang kusam

II
Tuan
Kau telah menggantungkan tujuh rupa bunga
Di atas keranda,
Tuan
Kau telah menggantikan tiang-tiang bendera
Dengan pohon-pohon kemboja
Tuan
Kau telah memupus rona-rona hasrat dan gelisah
Dalam dekapan ibu pertiwi

III
Betapa hancurnya harga diri dan karisma
Bila tanah air direnggut tanpa perlawanan

Betapa nistanya nilai-nilai cinta dan kerelaan
Bila pengorbanan hanya terukur kata-kata

Betapa sederhananya jejak yang  diwariskan
Bila nisan kayu yang menancap di matamu

Hanya kau jadikan bambu runcing yang kusam

2010-2012

Athrofy Ula Aspera, lahir di Garut. Mahasiswa Bahasa & Sastra Arab UIN SGD Bandung. Eksponen Komunitas Sasaka. Tukang puisi dan penggemar Gubernur.

Do you like this story?

Tulisan Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar